PT Rifan – Jakarta Jepang telah resmi masuk resesi. Perekonomiannya merosot paling dalam sepanjang masa di tengah upaya melawan pandemi virus Corona.
Dilansir BBC, Selasa (18/8/2020), negara dengan perekonomian terbesar ketiga dunia ini mengalami kontraksi untuk kedua kalinya di tahun ini. Ekonomi Jepang minus 7,8% pada kuartal II. Atau minus 27,8% dari waktu yang sama di tahun sebelumnya.
Jepang sendiri sudah berjuang dengan pertumbuhan ekonomi yang selalu rendah sebelum krisis. Dengan data tersebut Jepang tergelincir ke dalam resesi, menyusul kontraksi ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
Baca Juga : PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat. |
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 ini merupakan penurunan paling besar sejak angka pembanding tersedia di tahun 1980. Jumlahnya pun sedikit lebih besar dari perkiraan para analis. Sementara itu, bila dilihat datanya, penurunan ekonomi Jepang mewakili kinerja terburuknya sejak 1955.
Faktor utama di balik kemerosotan tersebut adalah penurunan konsumsi domestik yang parah. Padahal konsumsi domestik Jepang menyumbang lebih dari separuh perekonomian. Ekspor juga turun tajam karena perdagangan global dilanda pandemi.
Penurunan tersebut memberikan tekanan lebih lanjut pada ekonomi Jepang yang sudah berjuang dengan efek kenaikan pajak penjualan menjadi 10% tahun lalu. Belum lagi dengan dampak topan Hagibis terhadap ekonomi.
Setelah rekor kontraksi ekonomi, sebagian besar analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang akan pulih dalam beberapa bulan mendatang.
Harapan nampaknya masih dimiliki oleh Jepang. Lembaga Capital Economics mengatakan meski Jepang berada di tengah gelombang kedua infeksi, sistem perawatan kesehatannya tidak kewalahan. Bahkan dilaporkan kini kasus baru mulai menurun.
Mereka memprediksi pertumbuhan ekonomi Jepang dalam kuartal III tahun ini bangkit kembali dan berlanjut hingga tahun depan.
Perdana Menteri Shinzo Abe pun telah memperkenalkan paket stimulus besar-besaran yang bertujuan untuk membantu meredam pukulan pandemi. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
Lihat : PT Rifan
Sumber : finance.detik