Rifan Financindo – Perang dagang AS-China yang hingga kini masih berlangsung, diproyeksi akan membatasi pertumbuhan GDP dengan rata rata 0.1 persen setiap tahun selama 10 tahun ke depan. Kantor Anggaran Kongres AS mengutarakan prediksi tersebut jika kondisi tetap di tingkat saat ini.
Dalam pernyataan yang menyertai rilis proyeksi ekonomi 2019-2029, badan non-partisan ini mengatakan bahwa pertumbuhan GDP AS akan tertekan, terutama oleh penurunan daya beli konsumen dan ekspor AS. Kemerosotan tersebut hanya dapat diimbangi sebagian dengan cara output barang domestik untuk mengantikan impor.
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Badan Anggaran Kongres : Perang Dagang
Dampak Trade War Semakin Terasa, GDP AS Terancam
Perang dagang AS-China telah merugikan perekonomian kedua belah pihak. Hal tersebut dipertegas oleh laporan laba perusahaan industri China yang menurun untuk dua bulan berturut-turut pada bulan Desember.
Sementara itu, Real GDP AS diperkirakan melambat dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 2.3 persen tahun 2019, lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan Real GDP 2018 yang bisa mencapai 3.1 persen. Lebih lanjut, Kantor Anggaran Kongres memproyeksikan jika pertumbuhan GDP tahun depan akan terus menurun dengan rata rata 1.7 persen hingga 2023.
Proyeksi tersebut belum memperhitungkan skenario kenaikan tarif impor AS dari 10 persen menjadi 25 persen pada barang China, seperti yang direncanakan oleh Presiden Trump untuk bulan Maret 2019 mendatang (apabila negosiasi dengan China menemui jalan buntu). Jika kenaikan tarif impor benar-benar terwujud, maka hal itu akan semakin meningkatkan ketidakpastian ekonomi AS ke depan.
“Perang tarif hanya akan mengurangi aktivitas ekonomi AS, terutama disebabkan oleh penurunan daya beli konsumen AS karena harga yang lebih tinggi dan membuat barang modal menjadi semakin mahal. Di samping itu, perang dagang diproyeksikan akan menurunkan ekspor AS sebesar 0.5 persen pada 2022,” kata perwakilan Kantor Anggaran Kongres.
Dolar AS Berusaha Menguat
Pada saat berita ini ditulis di sesi Asia Selasa (29/Januari), pergerakan Dolar AS terpantau menguat terhadap major currencies lain, berusaha menghapus kerugian yang diderita pada sesi perdagangan Senin kemarin. Penguatan USD tercermin dari Indeks DXY yang saat ini berada di level 95.78, menguat 0.03 persen dari level pembukaan hari ini.
( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
Lihat : Rifan Financindo
Sumber : Seputarforex