Uncategorized

PT Rifan Financindo Berjangka | Mengintip Sumber Ekonomi Afghanistan yang Tak Cuma dari Opium

PT Rifan Financindo Berjangka – Jakarta Budi daya opium dan penyelundupan hingga perdagangan narkoba telah menjadi sumber pendapatan penting bagi Afghanistan. Menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (The United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC), Afghanistan adalah produsen opium terbesar di dunia.

Panen opium di Afghanistan menyumbang lebih dari 80% pasokan dunia. Pada tahun 2018, UNODC memperkirakan produksi opium berkontribusi hingga 11% dari perekonomian negara.

Namun, sumber pendapatan dari Afghanistan tidak hanya dari opium. Berikut deretan sumber pendapatan ekonomi Afghanistan dikutip dari BBC, Kamis (2/9/2021).

1. Mineral

Afghanistan kaya akan sumber daya alam (SDA) yang diperkirakan menarik mata internasional. Ada beberapa jenis mineral yang tersedia dalam jumlah yang cukup besar, antara lain tembaga, kobalt, batu bara, dan bijih besi.

Ada juga minyak dan gas serta batu mulia. Salah satu yang sangat potensial adalah lithium, logam yang digunakan dalam baterai untuk perangkat seluler dan mobil listrik.

Pada 10 tahun yang lalu, lembaga penyelidikan geologi Amerika Serikat (AS) menyebut total nilai tambang dan SDA Afghanistan mencapai US$ 1.000 miliar.

Berbagai bahan tambang ada di dalam perut bumi Afghanistan seperti emas, perak, plutonium. Lalu uranium, tantalum, bauksit, gas alam, garam, batu logam, tembaga, perak, kromium, timah, bedak, belerang, batu bara, barit dan seng. Barang tambah tersebut disebut langka di dunia, itulah yang menjadi perebutan.

Kementerian Pertambangan dan Perminyakan Afghanistan memprediksi SDA Afghanistan ini bernilai US$ 3 triliun. Setidaknya ada 1.400 titik yang memiliki berbagai jenis sumber daya alam seperti gas alam, batu bara, garam, uranium, tembaga, emas, dan perak.

Baca Juga :



PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.

2. Pertanian-Peternakan

Ekonomi Afghanistan sempat mengalami pertumbuhan yang baik pada 2003 hingga 2012. Pertumbuhan ekonomi Afghanistan didorong paling tinggi oleh sektor pertanian. Namun selain itu, juga ditopang oleh bantuan asing yang didapat pada 2002 setelah Taliban digulingkan Amerika Serikat (AS).

“Pertumbuhan tahunan ekonomi Afghanistan rata-rata 9,4% antara tahun 2003 dan 2012, didorong oleh booming sektor jasa yang didorong oleh bantuan, dan pertumbuhan pertanian yang kuat,” tulis keterangan Bank Dunia.

Bank Dunia mengungkap produksi buah-buahan, sayuran, bunga, dan ternak di Afghanistan memiliki potensi besar untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan, berkelanjutan, dan inklusif jika petani diberikan pengetahuan teknis, dukungan keuangan, dan akses yang lebih besar ke fasilitas pasar.

Produksi komersial buah-buahan dan kacang-kacangan, serta produk ternak akan meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja, termasuk membantu menciptakan lapangan kerja baru bagi pekerja muda di bidang terkait. Dengan meningkatkan perekonomian hortikultura dan peternakan, pemerintah juga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja di bidang pengolahan makanan.

Tingginya lapangan pekerjaan di sektor pertanian dan peternakan dibuktikan bahwa pada 2018 saja, 50% anak muda di Afghanistan masuk dan terlibat dalam pertanian dan peternakan. Sebagian besar bekerja untuk membantu keluarga. Di tingkat pedesaan bahkan 60% perempuan bekerja di sektor peternakan.

3. Minyak

Sementara itu, dalam laporan terbaru British Petroleum, kapasitas minyak diperkirakan 250-300 barel per hari yang memungkinkan Afghanistan memperoleh US$ 9 miliar dan US$ 100 juta per tahun dari sumber daya tersebut.

Para pejabat di De Afghanistan Bank (bank sentral) mengatakan bahwa Afghanistan membutuhkan US$ 6-7 miliar untuk pertumbuhan ekonominya yang sumber daya alamnya dianggap sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang baik.

4. Bantuan Asing

Afghanistan tak lebih dari sebuah negara yang bergantung dengan bantuan asing. Mengutip dari situs resmi Bank Dunia, hibah asing menjadi penopang 75% dari belanja publik Afghanistan.

Sementara itu, pengeluaran untuk keamanan negara sebanyak 28% dari PDB pada 2019, angka itu jauh lebih besar dibandingkan negara lain yang berpenghasilan rendah, hanya 3% dari PDB mereka. Jadi, pengeluaran negara bersumber dari bantuan asing.

Padahal AS merupakan negara yang banyak menyumbang dana ke Afghanistan dan juga memiliki andil dalam pengusiran Taliban pada 2001 silam di Afghanistan.

Seperti dikutip dari Aljazeera, dana yang digelontorkan AS untuk membiayai proyek perang di Afghanistan telah berlangsung sejak 2001. Kini jika ditotalkan sudah mencapai US$ 2,26 triliun atau sekitar Rp 32.000 triliun (kurs Rp 14.375). Demikian dikutip menurut Proyek Biaya Perang di Brown University.

Triliunan uang itu disebut paling besar untuk menyumbang ke anggaran Operasi Kontingensi Luar Negeri untuk Departemen Pertahanan. Kemudian terbesar kedua sebesar US$ 530 miliar untuk pembayaran bunga atas uang yang dipinjam pemerintah AS guna mendanai perang.

Kemudian, AS juga telah mengalokasikan lebih dari US$ 144 miliar untuk rekonstruksi Afghanistan. Sebagian besar uang itu diberikan kepada kontraktor swasta dan LSM yang ditugaskan oleh pemerintah AS untuk melaksanakan sejumlah program dan proyek.

( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )

Lihat : PT Rifan Financindo Berjangka

Sumber : finance.detik


 PT Rifan FinancindoRifanfinancindoRifan Financindo  PT Rifan

Leave a comment