RIFAN FINANCINDO PEKANBARU – Memasuki Sesi Eropa Rabu (30/Mei) sore ini, Dolar AS melemah terbatas terutama terhadap Euro, Yen, dan Franc Swiss. Selain itu, pengingkaran perjanjian dagang yang dilakukan AS terhadap China menjadi penekan Dolar.
Baca juga:
- PT.RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB || RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
- rifan financindo || Banyak Masyarakat Belum Paham PBK
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA ||
- pt rifan financindo
Dolar menurun setelah kemarin malam, Indeks Dolar (DXY) membentuk level tinggi baru di posisi 94.93. Saat berita ini ditulis, EUR/USD mulai naik ke 1.1599, lebih tinggi 0.6 persen dari sebelumnya di posisi 1.5186. Dalam bulan Mei ini, EUR/USD sudah turun 4.1 persen. Kontributor terbesarnya adalah kemelut politik di Italia.
Dolar AS Menurun Terhadap Mata Uang Yen Dan Franc
Dolar AS melemah terhadap mata uang-mata uang safe haven seperti Yen dan Franc. USD/JPY turun menuju level 108.02 dari sebelumnya di level tinggi 108.87, sedangkan USD/CHF menunjukkan penurunan tajam dari High 0.9935, ke level 0.9891.
Gubernur Bank Sentral Swiss (SNB), Thomas Jordan, siang tadi mengatakan pada media the Tages-Anzeiger bahwa pasar keuangan masih rapuh saat ini. Gejolak politik Italia menjatuhkan Euro serta melonjakkan Franc Swiss dan Yen. Jordan menegaskan kesiapannya untuk intervensi pasar di tengah kondisi tak pasti semacam ini.
AS Ingkari Kesepakatan Perdagangan Sementara Dengan China
Pelemahan Dolar AS yang terbentuk di sesi sore ini juga dibayangi oleh sejumlah ketidakpastian. Yang terbaru, kemarin malam AS kembali mengumumkan rencana penerapan bea impor terhadap barang-barang China.
Pihak Gedung Putih menyatakan, mereka akan memproses proposal untuk mengenakan tarif 25 persen terhadap barang-barang China senilai $50 miliar. Di samping itu, mereka akan menerbitkan aturan baru yang mencakup batasan investasi China di AS, khususnya dalam industri teknologi dan komunikasi.
Pengumuman AS tersebut cukup mengejutkan bagi China. Pasalnya, awal bulan Mei ini kedua belah pihak baru saja menyepakati langkah untuk membatalkan penerapan bea impor selama negosiasi masih berlangsung. Selain itu, kebijakan AS tersebut muncul beberapa hari menjelang kunjungan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross ke Beijing, guna melakukan negosiasi lebih lanjut.
China Akan Ambil Tindakan Jika Diperlukan
Menteri Perdagangan China menanggapi pengumuman AS tersebut dengan sebuah pernyataan singkat, yang isinya menyebutkan bahwa pihaknya cukup terkejut dan memandang keputusan itu sebagai pengingkaran atas konsensus yang baru saja disepakati kedua negara.
Dikutip dari People’s Daily, Pemerintah China akan melakukan tindakan yang diperlukan sehubungan dengan kebijakan AS ini. “…Jika AS mau main-main, maka China akan melakukan permainan yang lebih keras sampai akhir,” tulis surat kabar tersebut. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA DBS TOWER | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu