Uncategorized

PT Rifan Financindo Pekanbaru | Dolar Australia Masih Ditantang Volatilitas Ekuitas

PT Rifan Financindo Pekanbaru – Dolar Australia menguat cukup pesat pada hari Senin kemarin, setelah merosot beruntun pekan lalu di tengah gejolak pasar modal global. Namun, pergerakan AUD/USD melambat pada awal sesi perdagangan Asia hari Selasa ini (13/Februari), meskipun Indeks Keyakinan Bisnis NAB menunjukkan peningkatan optimisme di kalangan pebisnis negeri Kanguru.

Dolar Australia

Kondisi Bisnis Membaik, Outlook Belum Berbalik

Dalam laporannya untuk bulan Januari, National Australia Bank (NAB) menyatakan bahwa Indeks Keyakinan Bisnis meningkat dari 11 ke 12, mengungguli ekspektasi yang dipatok pada angka 10. Artinya, pebisnis di 350 perusahaan yang disurvei NAB menilai kalau kondisi ekonomi saat ini mengalami perbaikan.

Baca juga: 
 
  • RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
  • RIFAN  |  Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
  • PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka 
  • PT. RIFAN  | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
  • RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras

Kabar tersebut mengukuhkan posisi Dolar Australia, setelah kabar Inflasi di negeri partner dagang terbesarnya, China, kemarin dilaporkan tergelincir dari 0.8% ke 0.7% Year-on-Year pada bulan Januari. Walaupun, perbaikan Indeks Keyakinan Bisnis bukan merupakan data yang cukup kuat untuk membalikkan pesimisme bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) terkait outlook ekonomi dalam beberapa waktu ke depan.

Seusai perilisan data oleh NAB, pasangan mata uang AUD/USD masih flat dekat harga pembukaan di 0.7858. AUD/NZD juga hanya naik tipis 0.12% ke 1.0833.

Volatilitas Berdampak Buruk

Analis dari salah satu bank terbesar di kawasan Antipodean, Westpac, menyampaikan bahwa volatilitas pasar, khususnya yang mengarah pada penurunan, secara historis merupakan berita buruk bagi Aussie. Ini karena perekonomian Australia sangat sensitif merespon pertumbuhan global dan minat risiko investor.

Baca juga: 
  • PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
  • PT RIFANFINANCINDO  | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
  • PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
  • PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
  • RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat

Di sisi lain, VIX Index, pengukur volatilitas S&P500, terus bergejolak sepanjang minggu lalu, bahkan hingga melesat lebih dari 150% dalam satu sesi, mencatat lonjakan harian terbesar dalam sejarah. Indikator tersebut mencerminkan betapa hebatnya “badai” yang menghantam pasar finansial global yang baru surut menjelang akhir pekan. Lebih lanjut, ada kekhawatiran mengenai apa dampak volatilitas pasar tersebut bagi kebijakan RBA mengenai suku bunga.

“Perkiraan pasar mengenai kenaikan suku bunga RBA dari 1.5% pada Desember 2018, mulai memudar di akhir Januari karena lemahnya data inflasi Kuartal IV/2017, dan berlanjut menyusut pekan lalu di tengah gejolak ekuitas, probabilitas turun ke 60%,” kata Sean Callow, pimpinan pakar strategi FX G10 di Westpac, sebagaimana dikutip oleh Poundsterling Live. Sejalan dengan itu, “Westpac tetap pada pandangan yang sudah lama kami pegang bahwa tidak ada perubahan (suku bunga) di tahun 2018, dengan beberapa forecaster kini bergabung dengan kami (untuk memiliki pandangan tersebut).”  ( Mbs-rifan financindo berjangka )

Lihat : PT Rifan financindo

Sumber : seputarforex

Baca Juga Di : 

Leave a comment